Friday 16 August 2013

TRIBUNNEWS.COM MEDAN -  Kejadian yang menimpa Nadila Putri (13) warga Perumnas Pemda Lubukpakam, harusnya menjadi pelajaran berharga bagi orangtua yang membawa anaknya ke Kualanamu Internasional Airport (KNIA).

Saat terpisah dari rombongan pengantar kerabatnya yang akan pulang ke Jakarta, murid kelas 6 SD itu terjatuh dari lantai II Mezamin KNIA, sekitar pukul 17.15 WIB.

Nadila mengalami patah tangan kiri, dan luka di kepala bagian belakang. Saat korban akan dievakuasi ke rumah sakit, ternyata ambulans tidak tersedia di lokasi kejadian. Korban terpaksa dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil pribadi. Semula Nadila dievakuasi ke RSU Patar Asih Pakam. Akibat patah tulang yang dialami korban parah, Nadila dirujuk ke Rumah Sakit Spesialis Setia Budi Medan.

Pantauan Tribun, Kamis malam, bunda Nadila, Neng Mariati Hasibuan (40), syok menangis histeris di depan ruang Emergency RS Setia Budi Jl Masjid.

"Aduh kek mana anakku kak, aku mau lihat dia. Aku mau liat dia," ujar Mariati.

Sambil menangis dia berbicara kepada saudara-saudaranya. "Kasian kali anakku itu kak, kak anakku itu gimana," katanya Berulang kali kerabatnya berupaya menenangkan Mariati untuk makan. Namun tetap saja Mariati terisak.

"Sehatnya anakku itu? Dia itu suka teri yang kalian bawa inilah. Minta air putih ajalah aku. Aku mau lihat dia, suruhlah dokter itu ngobati anakku. Aku mau masuklah, dia itu suka kali sambel teri, dia itu jatuh didepan ku lah," katanya.
Kerabat Mariati terus berdatangan malam itu. Mereka berpelukan dan disusul jeritan tangis.
 "Kita gak boleh masuk neng, makanlah kau, sudah berdoa saja, jangan lagi menangis, sedang diuji kita ini," kata kerabatnya.

Penti, kakak Mariati mengakui ponakannya dibawa ke rumah sakit menggunakan sedan. Dia belum mau menceritakan kronologis kejadian lantaran takut didengar Mariati yang membuatnya makin histeris.

"Kamis sebenarnya mau ngantar keponakan ibu, mau pulang ke Jakarta, penerbangan jam 7 malam sebenarnya. Cuma si Nadila ini main-main tadi di eskalator. Gak tahu persis aku gimana kejadiannya karena posisi dia (Nadila) di belakang aku tadi," kata Penti.

Dia mengatakan ponakannya adalah murid kelas 6 SD dan  sedang menjalani operasi.
"Semalam diteleponnya aku disuruhnya beli bajunya. Jatuh dari ketinggian sekitar 3 meteran," katanya.

Personel kepolisian yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan Nadila dievakuasi dengan mobil pribadi, akibat pihak medis lama tiba di lokasi kejadian.

"Ambulans di bandara ini gak ada, terpaksa naik mobil pribadi. Berdarah kepala anak itu kita lihat.

Waktu jatuh di lantai kami memang dengar juga suaranya. Gak lama mamaknya menjerit histeris,'Anakku.' Di situlah semua orang kemudian mendekati anak itu," kata polisi ini.

Ia mengatakan sempat sekitar 10 menit korban tidak mendapat perhatian dari pihak bandara. "Mau nangis juga ngeliatnya, ibunya itu ya nangis aja kita lihat. Mudahan tidak apa-apalah anak itu," katanya.
Manager Service KNIA, Ali Sofyan mengungkapkan jika pihak Angkasa Pura II bersedia membantu biaya pengobatan Nadila.

"Yang jelas kita akan biayai pengobatannya, cuma belum tahu sampai atau sebatas mana. Ini saya rasa pelajaran juga buat  orangtua yang membawa anaknya ke bandara, kita meminta agar lebih teliti untuk mengawasi putra putrinya. Kejadian ini sama sama kita tidak inginkan, sampai sekarang ini pengunjung bandara ini tetap saja membeludak," ujar Ali.

Ia mengakui ada ambulans di apron KNIA yang jaraknya 1,5 km dari lokasi korban.(dra)

No comments:

Post a Comment