Monday 19 August 2013

Chatib Basri: Naikkan Harga BBM, Saya Dimusuhi Semua Orang

Jakarta - Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi pada Juni 2013 lalu ternyata menimbulkan dampak tak enak bagi Menteri Keuangan sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri. Apa dampaknya?

Chatib mengatakan, pasca keputusan harga BBM naik, dirinya dimusuhi oleh banyak orang. "Saya naikkan harga BBM subsidi dimusuhi semua orang," kata Chatib di sela acara halal bihalal di Auditorium kantor BKPM, Jakarta, Senin (19/8/2013).

Padahal, menurut Chatib, keputusan kenaikan harga BBM subsidi membuat pemerintah mempunyai tabungan sebesar Rp 18,4 triliun.

"Padahal efeknya terhadap kenaikan harga BBM subsidi tersebut pemerintah saat ini memiliki tabungan Rp 18,4 triliun, dan tabungan tersebut dialokasikan Rp 13 triliun untuk tambahan anggaran infrastruktur," ujarnya.

Padahal, jika tidak ada tabungan dari keputusan menaikkan harga BBM subsidi tersebut, anggaran infrastruktur di 2014 turun.

"Harusnya anggaran infrastruktur tahun 2014 turun, tapi karena ada tabungan itu, jadinya naik," katanya.

Dengan mengalokasikan Rp 13 triliun ke infrastruktur, pemerintah berharap dapat menjadi stimulus terutama terbukanya lapangan kerja baru.

"Harapannya dengan tambahan anggaran ke infrastruktur yang berasal dari penghematan subsidi BBM akan terjadi tambahan lapangan kerja baru, ada pekerjaan, masyarakat mendapatkan pendapatan, ada pendapatan masyarakat bisa belanja, belanja ini akan mendorong ekonomi Indonesia," jelas Chatib.

Jika ingin anggaran infrastruktur tambah besar dan makin banyak lapangan kerja baru yang tersedia maka salah satunya menaikkan lagi harga BBM-nya.

"Tapi untuk menaikkan harga BBM lagi kan tidak mudah, itu keputusan politik dan dampaknya ke mana-mana, seperti saat ini inflasi Juli mencapai 3,3% naik tinggi dan berpengaruh daya beli dan investasi di customer goods juga kurang baik saat ini, dampak inflasi sendiri masih akan terasa di Agustus ini, mungkin September baru mulai normal," tandasnya.

No comments:

Post a Comment